SUMENEP - Dalam rangka melakukan rekfleksi dan evaluasi maupun sebagai kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan khususnya di Kabupaten Sumenep, Dinas Pendidikan melaksanakan Advokasi dan Sosialisasi Penguatan Literasi bagi Guru Kelas Awal dalam Bingkai Kurikulum Merdeka (Kurmer).
“Advokasi dan Sosialisasi Penguatan Literasi bagi Guru Kelas Awal dalam Bingkai Kurikulum Merdeka ini dilaksanakan, agar kita juga melakukan penilaian terhadap rapor pendidikan yang masih di bawah standar kompetensi, ” jelas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra melalui Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD), Ardhi Ali Sochibi, di Gedung HK Kolor Sumenep, Senin (26/09/2022).
Dikatakan, kegiatan yang diikuti sebanyak 80 guru kelas awal ini untuk melakukan urun rembuk bagaimana siswa kelas awal di Sekolah Dasar dapat semakin dikuatkan literasinya, karena dari 650 lembaga SD di Kabupaten Sumenep sekitar 50 persen masih di bawah standar kompetensinya. Sehingga, dari hasil refleksi bersama bisa dicari apa kekurangan yang ada di sekolahnya.
“Dengan harapan tahun ini ada peningkatan terhadap kompetensi seluruh siswa, dan guru bisa dilihat tahapan penilaiannya nantinya seperti apa, ” tandasnya.
Ardhi juga berharap, kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari mulai 26-28 September 2022 ini, dari 80 guru kelas awal yang mengikuti meskipun belum mewakili dari separuh sekolah di bawah standar kompetensi, yakni sekitar 350 sekolah bisa terus melakukan upaya menjadi lebih baik ke depan.
Bahkan, kerja sama dengan Tim Inovasi Kabupaten Sumenep yang selama ini dilakukan dan sudah berjalan beberapa tahun dapat terus dilakukan, setidaknya ditingkatkan untuk semakin menguatkan literasi. Apalagi saat ini Kabupaten Sumenep sudah memiliki Peraturan Bupati (Perbup) tentang gerakan literasi.
“Ini sebagai materi paparan pertama untuk menggenjot kekurangan standar komptensi kita, ” tambahnya.
Sementara District Fasilitator (DF) Inovasi Kabupaten Sumenep Cahyadi Wahyono berharap, upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan harus disambut positif oleh para guru khususnya guru kelas awal, sehingga gayung bersambut pada penguatan literasi dalam Bingkai Kurikulum Merdeka saat ini.
“Terpenting bagaimana guru memiliki pola pikir berkembang dengan berani mencoba dulu dengan praktik, melek IT, tidak ada kata tidak bisa dan harus terus belajar dan berinovasi, ” papar Yayak, yang juga Tim Inovasi Jawa Timur ini.
Baca juga:
UB dan Densus 88 Deklarasi Anti Radikalisme
|
Lebih lanjut Yayak meyakini ketika guru sudah memiliki pola pikir berkembang akan memberikan energi positif bagi siswa. Bagaimana guru mampu mengajak anak-anak untuk melaksanakan literasi dengan seolah-olah bermain tapi menguji untuk berpikir, kemudian melakukannya dengan senang hati. Ketika hal itu sudah dilakukan oleh guru kelas awal maka penilaian sekolah yang rendah literasi tidak ada lagi. (*)